Senin, 14 Juli 2014

Nyatamu kini



Nyatamu kini

Kepada temanku,

Ketika pilu menghampiri diri, dan penat terasa memberati bahu... biasanya di saat itulah air mata mengalir tak tertahankan. Walaupun rasa menyesal memenuhi hati dan pikiran, sepertinya juga tak bisa menghentikan hidup yang terus mengalir dan memaksa mata kita tetap membuka menyaksikan kepedihan demi kepedihan memenuhi ruang nafas kita...

Inginnya kembali ke masa lalu dan memperbaiki semua hidup yang telah lewat. Menyesali waktu yang habis percuma, yang diisi dengan kesenangan semu dan omong kosong. Yang dulu membiarkan tubuh bergelimang nikmat serasa tak terpuaskan...

Kepada temanku,
 
Kutahu semua kataku tak akan dapat menghapus pedihmu. Semua hibur dan doaku tak mampu melenyapkan sakit yang melekat pada tubuhmu. Aku hanya mampu berbisik berusaha menyadarkanmu bahwa kebeliaan akhirnya akan sirna, berganti dengan renta yang mengerikan bila mudamu kau isi dengan kesia-siaan... Segala hiburku terasa percuma karena kenyataan kini lebih membahana dan memekakkan telinga hingga ke pusat syarafmu, kita tak lagi muda, kita tak lagi sehat dan bercahaya... bila kita tak mengisi hidup dengan CahyaNya. Dan menuruti nafsu yang pastinya akan berakhir. Akhirnya tanpa kau sadari itu menyakitimu, hingga ke bagian terkecil yang tak pernah terbayangkan olehmu...

Maafkan aku... Yang hanya terpana merasakan sakit dan pedihmu. Kuberusaha untuk menghiburmu. Tapi tentunya hanya sia-sia. Karena semua  terlambat. Saatnya kini kau harus sendiri menghadapi nyata yang seperti bola api yang membakarmu... Seandainya aku bisa menggamit tanganmu dan mengajakmu pergi dari sendirimu. Seandainya mampu aku bisa menarikmu dari kehampaanmu. Seandainya dapat aku menyelamatkanmu dari pikiranmu. Seandainya aku kini berada di sisimu untuk membantumu tegak dan mendongakkan wajahmu menatap dunia yang mungkin dari kacamatamu terlihat sebagai sutradara film yang tengah mengabadikan hidupmu... Seandainya.... dan seandainya mungkin, kau mau bersujud dan memohon taubatmu padaNya dengan hati ikhlas dan pasrah. Dan memaafkan dirimu sendiri...

Kepada temanku,

Sadarlah bahwa Allah beserta kita selalu dan selamanya. Tak ada yang tak terlihat olehNya, walaupun kau hanya berbisik memohon ampun dan kesembuhan... in syaa Allah Dia akan mendengarnya. Yakin dan percaya padaNya. Semoga kau berhasil. Aku senantiasa berada di pihakmu dan menjadi temanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...