Rabu, 23 Juli 2014

MOCO dari AKSARAMAYA



Berapa jam dalam sehari kita membaca sebuah buku atau majalah ? Sejam ? Lima jam ? Ayo, akui saja betapa enggannya kita berurusan dengan buku.  Ya kan ? Minat baca kita tidaklah terlalu bagus. Ini bisa dilhat dari jumlah peminjam buku di perpustakaan, atau jumlah penjualan buku di semua toko buku.


Membayangkan pergi dan membaca di perpustakaan saja sudah begitu membosankan. Apalagi pulangnya kita membawa buku yang dipinjam untuk dibaca di rumah… Waduh, ajaib banget, deh… Ke toko buku juga sama ! Buku apa yang mau dibeli ? Sastra Indonesia ? Non fiksi ? Duuhhh… kayaknya males… Yang disuguhin cerita cinta yang gayanya sudah bisa ketebak. Mending baca buku pengarang asing. Yang latar belakang budayanya pasti asyik untuk dibaca… Betul itu ! Sesuatu yang tidak kita tahu kan buat imajinasi kita melambung. Bener kan ?


Tapi budaya membaca dan menulis sedang rame-ramenya didengungkan tujuannya banyak pastinya, salah satunya membuka wawasan tentang orang lain dengan masalahnya, atau keadaan lingkungan sekitar, juga acara-acara budaya dan politik apa yang sedang ‘in’ di kota kita. Dan masih banyak lagi.


Di jaman ini, era millennium, era yang muda yang berkarya. Baik pembaca maupun penulis tidak lagi dimonopoli oleh pembaca usia di atas 35 tahun. Tapi makin muda dengan imajinasi yang fantastis. Terlebih membaca tidak lagi harus membeli dan memegang buku. Cukup di laptop atau smartphone. Praktis, kan ? Lho, kok bisa ? Pernah ubek-ubek aplikasi Play Books di Google ? Di sana kita bisa lihat-lihat buku yang direkomendasiin mbah Google secara digital. Mau baca boleh, cari yang gratis. Mau beli juga boleh.  Nah, anak muda Indonesia juga punya aplikasi seperti itu. Asalnya dari Yogyakarta, sekumpulan anak muda yang punya ide cemerlang didukung ilmu tekhnologi computer yang mereka tekuni, lahirlah MOCO yang bernaung di bendera Aksaramaya. Berangkat dari keinginan agar membacamenjadi menyenangkan, Aksaramaya menawarkan pengalaman baru dalam membaca melalui aplikasi social reading. Yeaahh.. hidup generasi muda Indonesia !


MOCO merupakan aplikasi social reading dengan dukungan berbagai fitur. Perpustakaan merangkap toko buku digital, tempatnya kita membeli buku, meminjam atau mengembalikannya dengan menggunakan voucher. Ringkas, kan ? Sederet buku karangan penulis dalam dan luar negeri tersedia di MOCO. Kita bisa membahas isi buku dengan sesama pembaca. Saling meminjam buku juga bisa, tetap secara digital. Dari daftar pembaca yang tertera di sana, kita jadi tahu siapa saja yang sudah membaca buku ini atau itu. Agak geer kalau ternyata ada selebritis top yang juga sudah membaca buku yang sama. Hihihi… iya, kan ? Berasa ngetop juga !


Eh, ngomong2 MOCO itu artinya apaan, sih ? Dari bahasa apa ?  Sempat terpikr tadinya itu bahasa Itali.. Numero uno… MOCO… Nah, mirip, kan ? Hahahah… ternyata salah besar. MOCO berasal dari bahasa Jawa yang artinya BACA ! Nah ! Keren, kan ? Generasi muda Indonesia.. Terang aja…


MOCO dapat diunduh dan diakses melalui Android, iOS dan Hybrid menggunakan smartphone, tablet dan PC/ laptop. Canggih ! Kita cari tahu lebih banyak tentang MOCO yuk ?


Apa aja manfaat MOCO bagi pembaca atau pengguna MOCO ?

  1.  ePustaka
          Ini dia, aplikasi perpustakaan buku digital untuk kampus dan institus

        2.  Penerbit digital untuk :

a.    Penulis yang ingin menerbitkan buku dan dibaca oleh jutaan pembaca.

b.   Perusahaan/ instansi pemerintah yang mempunyai konten untuk disebarluaskan 
     kepada  komunitasnya dalam bentuk digital.

c.  Pabrikan yang memiliki buku manual untuk disebarluaskan kepada pengguna  produk.

d.   Toko/ wholesaler yang memiliki katalog produk untuk disebarluaskan.

e.   Penerbit yang mempunyai buku-buku cetak untuk diterbitkan ulang dalam 
     bentuk digital.  

    3.  Jasa konversi buku digital

         Aksaramaya memiliki fasilitas konversi buku di Yogyakarta dengan kapasitas 1000 
         buku dalam  sebulan dan siap melayani permintaan untuk digitalisasi.

Semua itu diberikan dengan satu tujuan agar membaca itu menyenangkan, dan tidak lagi dinikmati sendirian.


Mengapa ePustaka ?

  • Solusi penyimpanan asset pustaka dengan efisiensi tempat dan biaya. 
  • Mampu melayani lebih banyak anggota dari segala penjuru.
  • Sarana penyebarluasan karya tulis antara anggota (pengajar, siswa/ mahasiswa, pembaca   umum) dan mendukung eLearning.
  • Membuka kesempatan pengembangan kerjasama digital atau pertukaran konten dengan lembaga lain.
  • Membuka potensi untuk memperoleh pemasukan financial.
  • Mengurangi penggunaan kertas dan mendukung program ‘go green’.

Potensi ePustaka
  •   Pengelolaan membership fee 
  •   Penyewaan eBook 
  •  Penyebarluasan karya tulis. Penerbitan digital

Mengapa ePustaka MOCO ?


Karena Moco sangat mudah digunakan dan memiliki fitur social media untuk wadah komunikasi antar anggota. Moco juga memudahkan pengelola ePustaka untuk memantau kegiatan peminjaman buku, memantau grafik pergerakan pengunjung, pendataan anggota dan koleksi, dst.


Bentuk Kerjasama dengan MOCO


Moco menyediakan aplikasi, reader dan infrastruktur. Anda mengisi kontennya.


Nah, gimana dengan MOCO ? Gak kalah kan dengan mbah Google ? Yuk rame-rame budayakan senang membaca. Supaya lebih pinter, lebih bijak dan lebih kaya ilmu… Selamat mencoba !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...