Berapa jam dalam sehari kita
membaca sebuah buku atau majalah ? Sejam ? Lima jam ? Ayo, akui saja betapa
enggannya kita berurusan dengan buku. Ya
kan ? Minat baca kita tidaklah terlalu bagus. Ini bisa dilhat dari jumlah
peminjam buku di perpustakaan, atau jumlah penjualan buku di semua toko buku.
Membayangkan pergi dan membaca di
perpustakaan saja sudah begitu membosankan. Apalagi pulangnya kita membawa buku
yang dipinjam untuk dibaca di rumah… Waduh, ajaib banget, deh… Ke toko buku
juga sama ! Buku apa yang mau dibeli ? Sastra Indonesia ? Non fiksi ? Duuhhh…
kayaknya males… Yang disuguhin cerita cinta yang gayanya sudah bisa ketebak.
Mending baca buku pengarang asing. Yang latar belakang budayanya pasti asyik untuk
dibaca… Betul itu ! Sesuatu yang tidak kita tahu kan buat imajinasi kita
melambung. Bener kan ?
Tapi budaya membaca dan menulis sedang
rame-ramenya didengungkan tujuannya banyak pastinya, salah satunya membuka
wawasan tentang orang lain dengan masalahnya, atau keadaan lingkungan sekitar,
juga acara-acara budaya dan politik apa yang sedang ‘in’ di kota kita. Dan
masih banyak lagi.
Di jaman ini, era millennium, era
yang muda yang berkarya. Baik pembaca maupun penulis tidak lagi dimonopoli oleh
pembaca usia di atas 35 tahun. Tapi makin muda dengan imajinasi yang fantastis.
Terlebih membaca tidak lagi harus membeli dan memegang buku. Cukup di laptop
atau smartphone. Praktis, kan ? Lho, kok bisa ? Pernah ubek-ubek aplikasi Play
Books di Google ? Di sana kita bisa lihat-lihat buku yang direkomendasiin mbah
Google secara digital. Mau baca boleh, cari yang gratis. Mau beli juga boleh. Nah, anak muda Indonesia juga punya aplikasi
seperti itu. Asalnya dari Yogyakarta, sekumpulan anak muda yang punya ide
cemerlang didukung ilmu tekhnologi computer yang mereka tekuni, lahirlah MOCO
yang bernaung di bendera Aksaramaya. Berangkat dari keinginan agar
membacamenjadi menyenangkan, Aksaramaya menawarkan pengalaman baru dalam
membaca melalui aplikasi social reading. Yeaahh.. hidup generasi muda Indonesia
!
MOCO merupakan aplikasi social
reading dengan dukungan berbagai fitur. Perpustakaan merangkap toko buku
digital, tempatnya kita membeli buku, meminjam atau mengembalikannya dengan
menggunakan voucher. Ringkas, kan ? Sederet buku karangan penulis dalam dan
luar negeri tersedia di MOCO. Kita bisa membahas isi buku dengan sesama pembaca.
Saling meminjam buku juga bisa, tetap secara digital. Dari daftar pembaca yang
tertera di sana, kita jadi tahu siapa saja yang sudah membaca buku ini atau
itu. Agak geer kalau ternyata ada selebritis top yang juga sudah membaca buku
yang sama. Hihihi… iya, kan ? Berasa ngetop juga !
Eh, ngomong2 MOCO itu artinya
apaan, sih ? Dari bahasa apa ? Sempat terpikr tadinya itu bahasa
Itali.. Numero uno… MOCO… Nah, mirip, kan ? Hahahah… ternyata salah besar. MOCO
berasal dari bahasa Jawa yang artinya BACA ! Nah ! Keren, kan ? Generasi muda
Indonesia.. Terang aja…
MOCO dapat diunduh dan diakses
melalui Android, iOS dan Hybrid menggunakan smartphone, tablet dan PC/ laptop.
Canggih ! Kita cari tahu lebih banyak tentang MOCO yuk ?
Apa aja manfaat MOCO bagi pembaca
atau pengguna MOCO ?
- ePustaka
2. Penerbit
digital untuk :
a. Penulis yang ingin menerbitkan buku dan dibaca
oleh jutaan pembaca.
b. Perusahaan/ instansi pemerintah yang mempunyai
konten untuk disebarluaskan
kepada komunitasnya dalam bentuk digital.
c. Pabrikan yang memiliki buku manual untuk
disebarluaskan kepada pengguna produk.
d. Toko/ wholesaler yang memiliki katalog produk
untuk disebarluaskan.
e. Penerbit yang mempunyai buku-buku cetak untuk
diterbitkan ulang dalam
bentuk digital.
3. Jasa konversi buku digital
Aksaramaya
memiliki fasilitas konversi buku di Yogyakarta dengan kapasitas 1000
buku dalam sebulan dan siap melayani permintaan untuk digitalisasi.
Semua itu diberikan dengan satu
tujuan agar membaca itu menyenangkan, dan tidak lagi dinikmati sendirian.
Mengapa ePustaka ?
- Solusi penyimpanan asset pustaka dengan efisiensi tempat dan biaya.
- Mampu melayani lebih banyak anggota dari segala penjuru.
- Sarana penyebarluasan karya tulis antara anggota (pengajar, siswa/ mahasiswa, pembaca umum) dan mendukung eLearning.
- Membuka kesempatan pengembangan kerjasama digital atau pertukaran konten dengan lembaga lain.
- Membuka potensi untuk memperoleh pemasukan financial.
- Mengurangi penggunaan kertas dan mendukung program ‘go green’.
Potensi ePustaka
- Pengelolaan membership fee
- Penyewaan eBook
- Penyebarluasan karya tulis. Penerbitan digital
Mengapa ePustaka MOCO ?
Karena Moco sangat mudah
digunakan dan memiliki fitur social media untuk wadah komunikasi antar anggota.
Moco juga memudahkan pengelola ePustaka untuk memantau kegiatan peminjaman
buku, memantau grafik pergerakan pengunjung, pendataan anggota dan koleksi,
dst.
Bentuk Kerjasama dengan MOCO
Moco menyediakan aplikasi, reader
dan infrastruktur. Anda mengisi kontennya.
Nah, gimana dengan MOCO ? Gak kalah
kan dengan mbah Google ? Yuk rame-rame budayakan senang membaca. Supaya lebih
pinter, lebih bijak dan lebih kaya ilmu… Selamat mencoba !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar