Rabu, 16 Juli 2014

KOPDAR PEDAS, Karya Fiksi/ Non Fiksi di Media Online



Merayakan HUT PEDAS ke-2 kali ini, PEDAS mengadakan Kopi Darat yang diadakan pada hari Sabtu, 31 Mei 2014, bertempat di Wisma PKBI, Ruang E, Jl. Hang Jebat III, Kebayoran Baru, Jaksel, dihadiri oleh para sobat PEDAS. Kopdar ini mengusung tema Karya Fiksi/ Non Fiksi di Media Online, Antara Kualitas dan Rasa Percaya Diri.


Banyak penulis pemula yang masih ragu pada hasil karya mereka. Begitu pula dengan penulis senior yang setelah berkiprah lama di dunia menulis mengalami saat-saat ‘blank’, kosong atau mentok istilah sekarang, untuk berkarya.


Menurut mas Iben, panggilan akrab Drs. Ibnu Wahyudi, seorang Dosen Sastra Universitas Indonesia, ngeblank itu normal, kok. Sekarang dengan berkembangnya dunia maya, ngeblank dapat diatasi karena materi tulisan dapat dicari di internet. Juga tersedianya ruang yang luas untuk menerima berbagai karya tulisan di media online. Bila dulu, hanya beberapa penulis berbakat yang menghasilkan karya fiksi atau non fiksi, maka kini siapapun dapat menghasilkan tulisan dalam bentuk fiksi ataupun non fiksi. Menulis dapat dipelajari. Media online menyediakan kesempatan bagi penulis amatir untuk berkarya sesuai dengan kemampuan mereka.


Tantangan yang sering dihadapi adalah keinginan untuk menghasilkan karya yang ‘booming’, dan melegenda, sebagai mahakarya yang walaupun jaman berganti tetap tertanam dalam benak pembaca. Karenanya, sejak jaman kuda gigit besi sudah dikenal plagiat, plagiator adalah pelakunya. Plagiat adalah menjiplak tulisan atau pendapat orang lain dan mengakuinya sebagai karyanya.


Beberapa karya fiksi terdahulu dapat ditemui lagi di media online sebagai karya seorang penulis yang bukan penulis aslinya di zaman yang berbeda. Kita baru menyadari bahwa karya seseorang bukanlah karyanya, ketika media online menyuguhkan informasi tentang siapa penulis yang sesungguhnya.. Namun demikian, walaupun saat ini seorang plagiator akan mendapatkan resiko hukum dari tindakannya, tetap saja hal itu terjadi dengan berbagai alasan. Untungnya lebih mudah membongkar kasus plagiat ini sekarang, karena media informasi tidak lagi terbatas ruang dan waktu.


Kunci kesuksesan seorang penulis adalah dengan menulis dan menulis terus. Practise make perfect. Terbiasa menulis akan menghasilkan karya yang baik seiring waktu. Banyak menerima kritikan dan terus memperbaiki tulisan akan menelurkan tulisan yang bagus. Dengan begitu, menjiplak karya orang lain tidak diperlukan lagi, kan ?


Jangan takut menulis dengan menggunakan bahasa yang sedang ‘in’ digunakan saat itu. Seperti di era tahun 80-an, terkenal bahasa prokem yang ngetrend di kalangan anak muda Jakarta. Diiringi dengan munculnya tokoh LUPUS di karya-karya Hilman Hariwijaya. Hingga kini, para orang tua yang dulunya muda (th 80-an), terkadang masih memakai bahasa prokem dengan teman sebaya mereka. Seru, kan ?


Memperingati HUT PEDAS yang kedua, mbak Elisa Koraag dan mbak Feronica B. Vonny memanjakan para sobat PEDAS dengan memberi solusi bagi para sobat yang ngeblank dengan menghadirkan Hipnoterapis, Asep Herna. Para sobat boleh bertanya, mengeluh dan menceritakan alasan ngeblank mereka.


Kang Asep, kami memanggilnya begitu, menjelaskan proses hipnotis pada seseorang. Proses ini diawali dengan mensugesti diri melalui pikiran bawah sadar kita dengan sugesti positif. Belum banyak yang menyadari kekuatan pikiran bawah sadar hingga kini. Ia dapat membenahi diri kita menjadi pribadi yang lebih baik, memperbaiki hubungan dengan keluarga, teman dan partner kerja. Bisa menyembuhkan penyakit yang sedang diderita, memperbaiki keadaan ekonomi, menaikkan taraf hidup dan masih banyak lagi.


Di kopdar ini, kang Asep memberikan sugesti positif agar kita tidak ngeblank lagi dan dapat mengembalikan kemampuan kita dalam menulis hingga kembali menghasilkan tulisan yang lebih baik di masa datang. Tentu saja para sobat PEDAS makin penasaran dan pengen cepat-cepat dihipnotis… Hahahaha… Tapi beneran, lho… Ternyata menurut kang Asep, dalam setiap event, hanya 20% dari yang hadir, yang dapat dihipnotis. Saya tidak termasuk ! Padahal dalam hati, saya sudah mengijinkan diri sendiri untuk dihipnotis. Pengen tahu banget rasanya dong !


Kami, sobat PEDAS, benar-benar merasa terhibur dan berhasil menyemangati diri sendiri untuk menghasilkan karya terbaik sekarang. Pulang ke rumah dengan senyum di bibir dan semangat membara di hati. Terima kasih PEDAS ! Semoga sukses dan terus maju !!

5 komentar:

  1. Weih...mantap reportasenya. Good job

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tenkyu Ade... Banyak makasih buatmu yaaa

      Hapus
  2. Terima kasih Lenti. Pedas ada untuk berbagi dan saling menyemangati. Saya percaya tulisan-tulisan kita adalah jejak keberadaan kiyta. Karena itu Pedas ada untuk terus mengawal dan menyemangati Sobat Pedas untuk terus menulis. Semoga bermanfaat.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mba Icha, sesuai namanya PEDAS, para sobat penulis tetap teringat dan menjadi bagian dari kePEDASan suguhan yang disajikan tim admin PEDAS. Terima kasih PEDAS

      Hapus
  3. Mba Icha, seperti namanya PEDAS... akan menempel di benak penulis yang dinaungi oleh PEDAS... Makasih ya, mba

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...