Merayakan HUT PEDAS ke-2 kali ini, PEDAS mengadakan Kopi Darat yang
diadakan pada hari Sabtu, 31 Mei 2014, bertempat di Wisma PKBI, Ruang E, Jl.
Hang Jebat III, Kebayoran Baru, Jaksel, dihadiri oleh para sobat PEDAS. Kopdar
ini mengusung tema Karya Fiksi/ Non
Fiksi di Media Online, Antara Kualitas dan Rasa Percaya Diri.
Banyak
penulis pemula yang masih ragu pada hasil karya mereka. Begitu pula dengan
penulis senior yang setelah berkiprah lama di dunia menulis mengalami saat-saat
‘blank’, kosong atau mentok istilah sekarang, untuk berkarya.
Menurut
mas Iben, panggilan akrab Drs. Ibnu Wahyudi, seorang Dosen Sastra Universitas
Indonesia, ngeblank itu normal, kok. Sekarang dengan berkembangnya dunia maya, ngeblank
dapat diatasi karena materi tulisan dapat dicari di internet. Juga tersedianya ruang yang luas untuk menerima berbagai karya
tulisan di media online. Bila dulu, hanya beberapa penulis berbakat yang
menghasilkan karya fiksi atau non fiksi, maka kini siapapun dapat menghasilkan tulisan
dalam bentuk fiksi ataupun non fiksi. Menulis dapat dipelajari. Media online
menyediakan kesempatan bagi penulis amatir untuk berkarya sesuai dengan
kemampuan mereka.
Tantangan
yang sering dihadapi adalah keinginan untuk menghasilkan karya yang ‘booming’,
dan melegenda, sebagai mahakarya yang walaupun jaman berganti tetap tertanam
dalam benak pembaca. Karenanya, sejak jaman kuda gigit besi sudah dikenal
plagiat, plagiator adalah pelakunya. Plagiat adalah menjiplak tulisan atau
pendapat orang lain dan mengakuinya sebagai karyanya.
Beberapa
karya fiksi terdahulu dapat ditemui lagi di media online sebagai karya seorang
penulis yang bukan penulis aslinya di zaman yang berbeda. Kita baru menyadari
bahwa karya seseorang bukanlah karyanya, ketika media online menyuguhkan
informasi tentang siapa penulis yang sesungguhnya.. Namun demikian, walaupun
saat ini seorang plagiator akan mendapatkan resiko hukum dari tindakannya,
tetap saja hal itu terjadi dengan berbagai alasan. Untungnya lebih mudah
membongkar kasus plagiat ini sekarang, karena media informasi tidak lagi
terbatas ruang dan waktu.
Kunci
kesuksesan seorang penulis adalah dengan menulis dan menulis terus. Practise
make perfect. Terbiasa menulis akan menghasilkan karya yang baik seiring waktu.
Banyak menerima kritikan dan terus memperbaiki tulisan akan menelurkan tulisan
yang bagus. Dengan begitu, menjiplak karya orang lain tidak diperlukan lagi,
kan ?
Jangan
takut menulis dengan menggunakan bahasa yang sedang ‘in’ digunakan saat itu.
Seperti di era tahun 80-an, terkenal bahasa prokem yang ngetrend di kalangan
anak muda Jakarta. Diiringi dengan munculnya tokoh LUPUS di karya-karya Hilman
Hariwijaya. Hingga kini, para orang tua yang dulunya muda (th 80-an), terkadang
masih memakai bahasa prokem dengan teman sebaya mereka. Seru, kan ?
Memperingati
HUT PEDAS yang kedua, mbak Elisa Koraag dan mbak Feronica B. Vonny memanjakan
para sobat PEDAS dengan memberi solusi bagi para sobat yang ngeblank dengan
menghadirkan Hipnoterapis, Asep Herna. Para sobat boleh bertanya, mengeluh dan
menceritakan alasan ngeblank mereka.
Kang
Asep, kami memanggilnya begitu, menjelaskan proses hipnotis pada seseorang.
Proses ini diawali dengan mensugesti diri melalui pikiran bawah sadar kita
dengan sugesti positif. Belum banyak yang menyadari kekuatan pikiran bawah
sadar hingga kini. Ia dapat membenahi diri kita menjadi pribadi yang lebih
baik, memperbaiki hubungan dengan keluarga, teman dan partner kerja. Bisa
menyembuhkan penyakit yang sedang diderita, memperbaiki keadaan ekonomi,
menaikkan taraf hidup dan masih banyak lagi.
Di
kopdar ini, kang Asep memberikan sugesti positif agar kita tidak ngeblank lagi
dan dapat mengembalikan kemampuan kita dalam menulis hingga kembali
menghasilkan tulisan yang lebih baik di masa datang. Tentu saja para sobat
PEDAS makin penasaran dan pengen cepat-cepat dihipnotis… Hahahaha… Tapi
beneran, lho… Ternyata menurut kang Asep, dalam setiap event, hanya 20% dari
yang hadir, yang dapat dihipnotis. Saya tidak termasuk ! Padahal dalam hati,
saya sudah mengijinkan diri sendiri untuk dihipnotis. Pengen tahu banget
rasanya dong !
Kami,
sobat PEDAS, benar-benar merasa terhibur dan berhasil menyemangati diri sendiri
untuk menghasilkan karya terbaik sekarang. Pulang ke rumah dengan senyum di
bibir dan semangat membara di hati. Terima kasih PEDAS ! Semoga sukses dan
terus maju !!
Weih...mantap reportasenya. Good job
BalasHapusTenkyu Ade... Banyak makasih buatmu yaaa
HapusTerima kasih Lenti. Pedas ada untuk berbagi dan saling menyemangati. Saya percaya tulisan-tulisan kita adalah jejak keberadaan kiyta. Karena itu Pedas ada untuk terus mengawal dan menyemangati Sobat Pedas untuk terus menulis. Semoga bermanfaat.
BalasHapusMba Icha, sesuai namanya PEDAS, para sobat penulis tetap teringat dan menjadi bagian dari kePEDASan suguhan yang disajikan tim admin PEDAS. Terima kasih PEDAS
HapusMba Icha, seperti namanya PEDAS... akan menempel di benak penulis yang dinaungi oleh PEDAS... Makasih ya, mba
BalasHapus