MENGENALI POTENSI BAKAT DAN MINAT PADA
ANAK
Sunday Sharing ini bertempat di kantor Detik.com di bilangan Buncit, Jakarta Selatan, pada hari Minggu, tgl. 15 Juni 2014. Dengan para nara sumber Ibu Susi Safrina Irawati S.Psi.,M.SI, Ibu Nurfadilah, M.Psi. atau biasa dipanggil Ibu Nova dan Bpk. Andri Hadiansyah, M.Psi.
Seorang anak seperti selembar
kertas putih yang kosong. Ayah bunda dapat mengisinya dengan warna apa saja.
Memberi sentuhan positif dan negatif di atasnya, menuliskan rumus-rumus
rumit atau menggambarkan nuansa ceria. Semua adalah pilihan ayah bunda.
Alangkah baiknya bila ayah bunda dapat memahami ananda dan peka terhadap
keinginan, kemauan, kharakter, minat dan bakat ananda sejak dini. Mengisi
lembaran putih itu dengan hal yang tepat agar perkembangan jiwa ananda dapat
maksimal.
MENGAPA AYAH BUNDA PERLU MENDAMPINGI
ANANDA ?
Perkembangan jiwa ananda hingga
dewasa terbagi menjadi beberapa tahapan, yang memerlukan kerjasama antara ayah,
bunda dan orang sekitar. Sejak dalam kandungan, ananda telah dapat mendengarkan
komunikasi yang terjadi antara bundanya dengan ayah, tetangga, rekan kerja dll.
Yang secara psikologis, akan memberikan pengaruh besar pada kehidupannya
setelah dapat mengerti dan memahami komunikasi dengan lingkungannya.
Emosi, kebiasaan, kejadian yang
terjadi selama ananda dalam kandungan, terekam dalam memorinya. Karenanya, kini
banyak media komunikasi yang menawarkan therapi musik ataupun keagamaan, yang
dapat meningkatkan fungsi kerja otak ananda. Media tersebut dapat dipilih sesuai kebiasaan dan keinginan bunda.
Fase batita memerlukan
pendampingan yang intensif dari bunda, kenapa ? Karena pada saat ini, ananda
mulai memilih apa yang diinginkannya, menentukan apa yang dipikirkannya,
membutuhkan apa yang nyaman untuknya. Seperti, bila ananda kecil tertarik pada
musik, maka ia akan lebih senang mendengarkan musik dan lagu tertentu ketimbang
bermain otomotif, boneka dsb. Bila ia lapar, maka ia akan meminta pada bundanya,
demikian pula bila ia merasa kenyang, apapun makanan yang bunda tawarkan tidak
akan digubrisnya. Atau bila ia suka pada mainan tertentu, maka ia akan menolak
semua mainan lain yang ditawarkan.
Faktanya, kesibukan keseharian
ayah bunda di pekerjaan dan hal lainnya, merupakan kendala dalam membina
hubungan dengan ananda. Kerap terjadi salah paham pada bahasa tubuh ananda yang
pada fase ini belum dapat mengungkapkan keinginan ataupun kebutuhannya.
Memberikan tugas ini pada pengasuh belum
tentu mengatasi kesenjangan itu.
Solusinya ayah bunda dapat menyediakan waktu yang cukup di akhir pekan untuk
ananda,
Fase balita lebih seru lagi…
Karena ayah bunda diberikan tantangan untuk menjawab pertanyaan ananda yang
menggunung. Pertanyaan yang membuat nyesek, mata terbelalak, membuat klimpungan
ayah bundanya, dan seringnya malah mengundang ayah bundanya menjawab lebih
besar dari pertanyaan ananda…
Berikut tips menjawab pertanyaan
balita, saya mengutipnya dari buku
Balita bertanya Anda menjawab, karangan
Pritha Khalida dan Sianiwati Sunarto Hidayat.
Rumus Sederhana saat Menghadapi
Pertanyaan sulit :
·
- Tetap tenang, coba cerna latar belakang anak
bertanya. Kadang, ayah bunda panik mendengar pertanyaan ananda, padahal setelah
ditelusuri, sesungguhnya ananda hanya ingin mengetahui hal yang sama sekali
tidak sebesar yang dibayangkan oleh ayah bunda.
- Berikan jawaban sejujur mungkin dengan bahasa
yang lebih sederhana sesuai dengan daya tangkap anak. Jika sulit
menyederhanakan bahasa, pakailah jurus ‘dongeng’. Misalnya, mengibaratkan organ
tubuh sebagai sebuah kerajaan dengan hati, jantung, paru-paru dan lainnya
sebagai punggawa kerajaan.
- Jika memang membingungkan, tangguhkan dulu,
tetapi jangan lupa dicatat. Jelaskan saat jawaban sudah didapat atau ajak anak
mencari jawabannya bersama dengan membaca buku atau browsing.
Tak mudah memang, tetapi jika sejak dini anak mendapatkan informasi
yang benar, akan membangun kecerdasan yang luar biasa dalam dirinya. Lebih dari
itu, sistem kepercayaan terhadap orang tua pun terbentuk secara utuh hingga dia
percaya bahwa orangtua adalah partner bicara yang mengasyikkan.
Ciptakan komunikasi dua arah yang
penuh kelembutan, kasih sayang dan kepercayaan. Tatap mata ananda bila ia
bertanya, dudukkan sejajar dengan ayah bunda. Demikian juga bila ananda
melakukan kesalahan, jangan berikan label tertentu padanya. Tanyakan dulu latar
belakang ananda ketika melakukannya. Berikan penjelasan dengan jujur, apa
adanya namun dengan terbuka agar ananda tidak merasa tertekan.
Memberi label negatif pada ananda
seperti, “Kamu anak bodoh masa begini saja salah”, atau memberi penjelasan yang
tidak jujur menanggapi kelakuan ananda, dapat memberi pesan dan kesan salah
yang akan dikirim ke otak bawah sadarnya. Bila suatu saat penjelasan ayah bunda
tadi dikeluarkan di hadapan teman atau orang tua lainnya, dan ananda
mendapatkan cemoohan karena ternyata pesan itu tidak benar, ia bisa tidak
percaya lagi pada ayah bunda. Sehingga komunikasi menjadi tersendat dan
tanggapan ananda sangat negatif pada ayah bundanya. Kelak, bila ia dewasa, ia
lebih mempercayai orang lain ketimbang orangtuanya.
Pada fase balita, apa yang ayah bunda bicarakan dengan
ananda menjadi dasar kharakter, minat
dan bakat pada ananda. Karenanya ciptakankan komunikasi aktif dua arah yang
terbuka, jelas dan apa adanya. Sampaikan diskusi dengan lemah lembut dan penuh
kasih sayang. Hindari pertanyaan langsung yang menyebabkan ananda tersudut dan
hanya menjawab pertanyaan dengan singkat. Akan lebih menyenangkan bila ayah
bunda menciptakan suasana terbuka dan biarkan ananda bercerita. Ayah bunda
boleh juga menceritakan kegiatan hari itu pada ananda. Sampaikan bagaimana
perasaan ayah bunda pada hari itu, ini dapat memancing ananda untuk melakukan
hal yang sama. Tanpa memaksa dan menekan, ananda akan mengungkapkan kegiatan
dan perasaannya pada hari ini dengan senang hati.
Perhatikan bila ananda hanya
menjawab sepatah dua patah kata ketika ayah bunda bertanya, kemungkinan besar
terjadi masalah komunikasi yang membuatnya tertekan. Jangan dibiarkan berlarut,
karena akan mempengaruhinya hingga dewasa kelak. Bila komunikasi dirasa sulit,
aturlah waktu antara ayah bunda untuk lebih mendekat pada ananda. Biasanya
pertemuan dan komunikasi dengan ayah sangat kurang, luangkan akhir pekan untuk
hari ayah dan ananda saja. Biarkan ananda merasakan kehangatan bersama ayah.
Fase berikutnya adalah memasuki
dunia sekolah. Hati-hati dengan memasukkan ananda sejak usia 3 tahun ke sebuah
play grup. Kelihatannya ananda sangat senang bisa bersekolah, namun pada
sekitar umur 10 tahun, ia bisa merasa bosan. Bila ini terjadi, diskusikan pada
guru atau psikolog, agar kebosanan itu dapat diatasi.
Pada fase ini, ananda berusia 7 – 12 tahun, ayah bunda dapat
memberikan les tambahan untuknya di sekolah musik, klub olahraga ataupun klub
tari. Tak apa bila ia merasa bosan pada jenis musik tertentu, biarkan ia
memilih les tambahan lain yang menarik minat dan bakatnya. Jangan paksakan
ananda untuk tetap pada les tambahan yang tidak ia sukai, karena akan
mempengaruhinya kelak dalam memilih bidang pekerjaannya.
MARI KITA CARI TAHU APA DEFINISI
MINAT DAN BAKAT ITU ?
Bakat merupakan potensi yang
dimiliki oleh seseorang. Bakat
merupakan suatu kharakteristik unik individu yang membuatnya mampu melakukan
suatu aktivitas dan tugas secara mudah dan sukses.
Minat merupakan
kecenderungan atau ketertarikan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas
tertentu. Minat bisa merupakan
dorongan dari naluri manusia namun bisa pula dorongan dari pikiran yang
disertai perasaan kemudian menggerakkannya menjadi suatu ketertarikan pada
suatu aktivitas.
Minat yang hanya muncul
dari dorongan perasaan tanpa pemikiran mudah
berubah sesuai dengan perubahan
perasaannya.
BAGAIMANA MENGENAL MINAT DAN BAKAT ?
- Melalui pengalaman, ketika mencoba hal tertentu,
ternyata mengalami banyak kemajuan.
- Mengikuti tes minat
dan bakat, yang sekarang
tersedia beberapa test kemampuan atau kecerdasan.
- Memadukan antara pengalaman dan test bakat, kadang hasilnya lebih meyakinkan.
CARA MENGEMBANGKAN MINAT dan BAKAT
- Perlu keberanian : berani gagal, berani berkorban (perasaan, waktu, tenaga,
pikiran, dsb.), berani bertarung
- Keberanian akan
membuat kita melihat jalan keluar berhadapan dengan berbagai kendala.
- Perlu didukung latihan : Bakat dan Minat perlu
selalu diasah, latihan adalah kunci keberhasilan.
- Perlu didukung lingkungan : lingkungan di sini
termasuk manusia, fasilitas, biaya, turut berperan dalam usaha pengembangan Bakat dan Minat.
- Perlu memahami hambatan dan mengatasinya,
maksudnya di sini perlu mengidentifikasi dengan baik kendala-kendala yang ada,
kemudian dicari jalan keluar untuk mengatasinya.
Bila ananda sudah menemukan bakat dan minatnya, akan lebih mudah bagi
ayah bunda dalam menentukan pendidikan selanjutnya. Profesi apa yang tepat
untuknya kelak. Bekerja dan mendapatkan penghasilan sesuai dengan bakat dan
minat akan memberikan dorongan semangat yang maksimal, meningkatkan kepercayaan
diri yang tinggi dan memberikan prestasi yang luar biasa baginya.
Fase selanjutnya adalah ketika
ananda berusia 13-18 tahun. Ini adalah masa akil baligh, yang ditandai oleh
ananda putri dengan menstruasi, sedangkan ananda putra setelah mimpi basah.
Pada saat ini, ananda mulai sulit untuk diajak pergi bersama dengan ayah bunda.
Mereka lebih memilih bercengkrama dengan teman-temannya. Dengan tekhnologi
komunikasi yang semakin canggih sekarang,
sebaiknya ayah bunda mengawasi dengan cermat hubungan ananda dan temannya
melalui gadget. Selami dan pahami pergaulan ananda, arahkan ia pada hal positif
yang mendukung prestasi dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
Memasuki fase berikutnya di usia 19-55 tahun, dimana ananda memasuki
usia dewasa dan memutuskan pendidikan apa yang ia pilih dan profesi apa yang
tepat untuknya. Minat dan bakat yang dikembangkan sejak kecil akan sangat mendukung prestasi dan
kualitas hidupnya dalam bersosialisasi.
Hubungan yang kokoh dengan ayah
bundanya menjadi dasar baginya untuk berkarya, mencipta dan berusaha dalam
hidupnya. Komunikasi yang hangat, penuh kasih sayang, saling memahami dan
percaya dan konsisten dalam keluarga, akan membentuk ananda menjadi pribadi
yang mandiri.