Jumat, 21 November 2014

TUBUH ANDA ADALAH DOKTER LUAR BIASA



TUBUH ANDA ADALAH DOKTER LUAR BIASA


BANYAK PENYAKIT YANG SETIAP SAAT BISA DATANG MENYERANG TUBUH. APA SEBENARNYA YANG MENYEBABKAN SEMUA ITU TERJADI ? DAN BAGAIMANA REAKSI TUBUH UNTUK MENYEMBUHKANNYA ?
Oleh : dr. Suwardi
Penulis adalah Natural Medicine Practitioner pada Jakarta Natural Health Center
Penulis bisa dihubungi di dr.suwardisukri@yahoo.co.id



Konsep sakit sebenarnya sederhana. Tubuh akan sakit jika sistem pertahanan tubuh lemah melawan toksin yang masuk sehingga timbul reaksi tubuh yang disebut inflamasi (peradangan) kronis.

Sistem pertahanan tubuh terdiri atas sistem imun dan detoksifikasi. Agar sistem pertahanan tubuh kuat, tubuh memerlukan nutrisi dan menjauhi hal-hal yang dapat memperlemah fungsi imun. Faktor-faktor yang dapat memperlemah fungsi sistem imun  yaitu timbal (asap knalpot), stres, kurang istirahat (begadang), olahraga berlebihan, obat-obatan seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen, kortikosteroid, pemakaian antibiotik jangka panjang, pemanis buatan, gula, obesitas, alkohol dan alergi makanan.

Toksin

Sumber toksin adalah makanan atau minuman yang mengandung zat aditif (pengawet, penyedap, dan pewarna), zat kimia berbahaya (tembakau, pestisida, dsb.), mutagen (makanan yang dibakar, minyak trans, makanan yang mengandung hormon, makanan yang tercemar mikroba), dan polutan air serta udara. Toksin sebaiknya diminimalisir masuk ke dalam tubuh karena sifatnya yang membahayakan.

Sistem Imun

Sebelum toksin atau benda asing masuk  tubuh, mereka dihalau oleh pertahanan non-spesifik, yaitu meliputi beberapa bagian dalam tubuh sebagai berikut :
  1. Kulit, dilengkapi 4 jenis sel imun yakni melanosit, sel granstein, sel langerhans, dan keratinosid. Melanosit memproduksi pigmen melanin yang memberi warna kulit menjadi cokelat dan penangkal sinar ultraviolet yang merugikan. 
  2. Saluran cerna. Mulut banyak mengandung air liur yang bersifat anti bakteri dan enzim yang dapat mencerna toksin. Sedangkan dalam lambung ada asam lambung yang berefek anti mikroba. Sementara itu, dalam usus halus banyak terdapat bakteri baik, juga kelenjar limfoid dan lg A yang siap siaga melawan toksin.
  3. Saluran pernapasan. Pada bagian ini ada sel mukosa yang berambut yang bergerak-gerak seperti gerakan menyapu. Ini fungsinya mendorong kuman atau benda asing keluar, serta menghasilkan dahak untuk mengikat benda asing dan spontan menghasilkan refleks batuk untukmengeluarkandahak.                                                                                                                                        4. Di saluran kemih terdapat zat antiseptik yang menjaga saluran tetap steril. Bila toksin berhasil masuk ke dalam tubuh, akan mendapat perlawanan dari sistem imun spesifik yakni sel darah putih : Netrofil, Basofil, Eosinofil, Monisit, dan Limfosit (Limfosit T dan Limsofit B), antibodi, interleukin, organ imun sumsum tulang dan tymus yang memproduksi sel-sel imun dan kelenjar getah bening yang siap siaga menghancurkan toksin.

Sistem Detoksifikasi

Ini merupakan sistem yang mengeluarkan racun dari dalam tubuh. Toksin umumnya menumpuk di jaringan lemak. Otak merupakan bagian yang paling menderita karena sebagian besar selnya terbuat dari asam lemak. Tak heran jika kanker otak, sakit kepala kronis, vertigo, depresi dan bad mood berkaitan erat dengan toksitas otak.

Untuk itu, tubuh kita memiliki usus, hati dan ginjal yang merupakan organ detoksifikasi. Hati kaya dengan sel-sel pemakan racun yaitu sel Kuffer dan Histiosit serta enzim detoksifikasi sitokrom P450 dan enzim antioksidan yaitu Superoksida Dismutase (SOD), Katalase, dan Glutation Peroksidase. Setelah dicerna di usus, saripati makanan masuk ke sirkulasi darah lalu berlanjut ke hati untuk disaring. Pada bagian hati, nutrisi yang bermanfaat dan bebas toksin disimpan dan diedarkan ke semua sel tubuh yang membutuhkannya. Sedangkan toksin akan mengalami proses detoksifikasi. Toksin yang larut dalam air dibuang ke ginjal bersama urin dan toksin yang larut dalam lemak dibuang ke kantong empedu lalu ke usus dan berakhir bersama ketika seseorang buang air besar (BAB).

Bila toksin meningkat, kerja hati kian berat. Akibatnya toksin tidak dapat didetoks dan masuk sirkulasi darah. Hal inilah yang biasanya akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Bila toksin bereaksi dengan reseptor insulin di pankreas akan menyebabkan kelainan saraf, di rongga sendi sebabkan radang sendi, penyakit autoimun dan alergi makanan. Inilah beberapa hal yang membuat kita sering kali mendapatkan sakit yang kadang-kadang seperti datang tak henti dan malah cenderung ‘berpindah-pindah’.

Inflamasi

Toksin merusak organel sel yaitu lisosom sehingga pecah dan mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim ini mencerna bagian-bagian sel yang rusak. Bila seluruh sel rusak maka terjadi proses autolysis (seluruh sel dicerna). Toksisitas yang meningkat membuat banyak sel rusak sehingga menyebabkan terjadinya pelepasan prostagflandin pro-inflamatorik sehingga terjadilah inflamasi. Tujuan inflamasi untuk membuang toksin dan sel-sel yang rusak agar penyembuhan segera terjadi.

Pada proses inflamasi aliran darah meningkat membawa sel-sel darah putih. Dengan rakus dan aktif, sel-sel darah putih memakan toksin dan jaringan yang rusak. Oleh karena itu inflamasi ini harus dikendalikan. Jika tidak, sel darah putih akan memakan sel dan jaringan yang sehat sehingga terjadi inflamasi kronis. Kini diketahui inflamasi kronis adalah akar dari berbagai penyakit seperti diabetes, kanker, autoimun, dll. Jika sel sehat dengan mudah mengakhiri proses inflamasi dengan jalan melepaskan rostaglandin anti inflamasi, maka inflamasi berangsur-angsur reda dan penyembuhan pun terjadi.

Nutrisi

Buah dan sayur kaya dengan vitamin A, B1, B2, asam pentotenat, biotin, C,E, mineral seng dan Selenium yang bermanfaat meningkatkan kekebalan tubuh. Sebaliknya lemak hewan banyak mengandung Asam Arakidonat (AA). AA adalah penyusun prostaglandin pro-inflamatorik. Tetapi ikan laut seperti salmon, makarel, tuna dan ikan kembung menghasilkan asam lemak esensial Eikosapentaenoat (EPA) yang bersifat anti-inflamatorik. Oleh karena itu sebaiknya kurangi konsumsi daging hewani seperti ayam dan daging sapi, perbanyak ikan serta sayuran dan buah-buahan. Hindari toksin dan faktor-faktor yang memperlemah imun agar kita sehat. Dan jika terlanjur sakit perkuatlah tubuh agar mampu melawan toksin. Dengan cara seperti ini, kita akan menjadi 'dokter' yang hebat bagi tubuh kita sendiri.

1 komentar:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...