Minggu, 29 Juni 2014

MENGENAL MINAT DAN BAKAT PADA ANAK



            



     MENGENALI POTENSI BAKAT DAN MINAT PADA ANAK


Sunday Sharing ini bertempat di kantor Detik.com di bilangan Buncit, Jakarta Selatan,  pada hari Minggu, tgl. 15 Juni 2014. Dengan para nara sumber Ibu Susi Safrina Irawati S.Psi.,M.SI, Ibu Nurfadilah, M.Psi. atau biasa dipanggil Ibu Nova dan Bpk. Andri Hadiansyah, M.Psi.



Seorang anak seperti selembar kertas putih yang kosong. Ayah bunda dapat mengisinya dengan warna apa saja. Memberi sentuhan positif dan negatif di atasnya, menuliskan rumus-rumus rumit atau menggambarkan nuansa ceria. Semua adalah pilihan ayah bunda. Alangkah baiknya bila ayah bunda dapat memahami ananda dan peka terhadap keinginan, kemauan, kharakter, minat dan bakat ananda sejak dini. Mengisi lembaran putih itu dengan hal yang tepat agar perkembangan jiwa ananda dapat maksimal.




MENGAPA AYAH BUNDA PERLU MENDAMPINGI ANANDA ?


Perkembangan jiwa ananda hingga dewasa terbagi menjadi beberapa tahapan, yang memerlukan kerjasama antara ayah, bunda dan orang sekitar. Sejak dalam kandungan, ananda telah dapat mendengarkan komunikasi yang terjadi antara bundanya dengan ayah, tetangga, rekan kerja dll. Yang secara psikologis, akan memberikan pengaruh besar pada kehidupannya setelah dapat mengerti dan memahami komunikasi dengan lingkungannya.


Emosi, kebiasaan, kejadian yang terjadi selama ananda dalam kandungan, terekam dalam memorinya. Karenanya, kini banyak media komunikasi yang menawarkan therapi musik ataupun keagamaan, yang dapat meningkatkan fungsi kerja otak ananda. Media tersebut dapat  dipilih sesuai kebiasaan dan keinginan bunda.


Fase batita memerlukan pendampingan yang intensif dari bunda, kenapa ? Karena pada saat ini, ananda mulai memilih apa yang diinginkannya, menentukan apa yang dipikirkannya, membutuhkan apa yang nyaman untuknya. Seperti, bila ananda kecil tertarik pada musik, maka ia akan lebih senang mendengarkan musik dan lagu tertentu ketimbang bermain otomotif, boneka dsb. Bila ia lapar, maka ia akan meminta pada bundanya, demikian pula bila ia merasa kenyang, apapun makanan yang bunda tawarkan tidak akan digubrisnya. Atau bila ia suka pada mainan tertentu, maka ia akan menolak semua mainan lain  yang ditawarkan.


Faktanya, kesibukan keseharian ayah bunda di pekerjaan dan hal lainnya, merupakan kendala dalam membina hubungan dengan ananda. Kerap terjadi salah paham pada bahasa tubuh ananda yang pada fase ini belum dapat mengungkapkan keinginan ataupun kebutuhannya. Memberikan tugas ini pada pengasuh  belum tentu  mengatasi kesenjangan itu. Solusinya ayah bunda dapat menyediakan waktu yang cukup di akhir pekan untuk ananda,


Fase balita lebih seru lagi… Karena ayah bunda diberikan tantangan untuk menjawab pertanyaan ananda yang menggunung. Pertanyaan yang membuat nyesek, mata terbelalak, membuat klimpungan ayah bundanya, dan seringnya malah mengundang ayah bundanya menjawab lebih besar dari pertanyaan ananda…


Berikut tips menjawab pertanyaan balita, saya mengutipnya dari buku Balita bertanya Anda menjawab, karangan Pritha Khalida dan Sianiwati Sunarto Hidayat.


Rumus Sederhana saat Menghadapi Pertanyaan sulit :

·   
  •  Tetap tenang, coba cerna latar belakang anak bertanya. Kadang, ayah bunda panik mendengar pertanyaan ananda, padahal setelah ditelusuri, sesungguhnya ananda hanya ingin mengetahui hal yang sama sekali tidak sebesar yang dibayangkan oleh ayah bunda.

  • Berikan jawaban sejujur mungkin dengan bahasa yang lebih sederhana sesuai dengan daya tangkap anak. Jika sulit menyederhanakan bahasa, pakailah jurus ‘dongeng’. Misalnya, mengibaratkan organ tubuh sebagai sebuah kerajaan dengan hati, jantung, paru-paru dan lainnya sebagai punggawa kerajaan.

  • Jika memang membingungkan, tangguhkan dulu, tetapi jangan lupa dicatat. Jelaskan saat jawaban sudah didapat atau ajak anak mencari jawabannya bersama dengan membaca buku atau browsing.
Tak mudah memang, tetapi jika sejak dini anak mendapatkan informasi yang benar, akan membangun kecerdasan yang luar biasa dalam dirinya. Lebih dari itu, sistem kepercayaan terhadap orang tua pun terbentuk secara utuh hingga dia percaya bahwa orangtua adalah partner bicara yang mengasyikkan.

Ciptakan komunikasi dua arah yang penuh kelembutan, kasih sayang dan kepercayaan. Tatap mata ananda bila ia bertanya, dudukkan sejajar dengan ayah bunda. Demikian juga bila ananda melakukan kesalahan, jangan berikan label tertentu padanya. Tanyakan dulu latar belakang ananda ketika melakukannya. Berikan penjelasan dengan jujur, apa adanya namun dengan terbuka agar ananda tidak merasa tertekan.


Memberi label negatif pada ananda seperti, “Kamu anak bodoh masa begini saja salah”, atau memberi penjelasan yang tidak jujur menanggapi kelakuan ananda, dapat memberi pesan dan kesan salah yang akan dikirim ke otak bawah sadarnya. Bila suatu saat penjelasan ayah bunda tadi dikeluarkan di hadapan teman atau orang tua lainnya, dan ananda mendapatkan cemoohan karena ternyata pesan itu tidak benar, ia bisa tidak percaya lagi pada ayah bunda. Sehingga komunikasi menjadi tersendat dan tanggapan ananda sangat negatif pada ayah bundanya. Kelak, bila ia dewasa, ia lebih mempercayai orang lain ketimbang orangtuanya.


Pada fase  balita, apa yang ayah bunda bicarakan dengan ananda menjadi dasar  kharakter, minat dan bakat pada ananda. Karenanya ciptakankan komunikasi aktif dua arah yang terbuka, jelas dan apa adanya. Sampaikan diskusi dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang. Hindari pertanyaan langsung yang menyebabkan ananda tersudut dan hanya menjawab pertanyaan dengan singkat. Akan lebih menyenangkan bila ayah bunda menciptakan suasana terbuka dan biarkan ananda bercerita. Ayah bunda boleh juga menceritakan kegiatan hari itu pada ananda. Sampaikan bagaimana perasaan ayah bunda pada hari itu, ini dapat memancing ananda untuk melakukan hal yang sama. Tanpa memaksa dan menekan, ananda akan mengungkapkan kegiatan dan perasaannya pada hari ini dengan senang hati.


Perhatikan bila ananda hanya menjawab sepatah dua patah kata ketika ayah bunda bertanya, kemungkinan besar terjadi masalah komunikasi yang membuatnya tertekan. Jangan dibiarkan berlarut, karena akan mempengaruhinya hingga dewasa kelak. Bila komunikasi dirasa sulit, aturlah waktu antara ayah bunda untuk lebih mendekat pada ananda. Biasanya pertemuan dan komunikasi dengan ayah sangat kurang, luangkan akhir pekan untuk hari ayah dan ananda saja. Biarkan ananda merasakan kehangatan bersama ayah.


Fase berikutnya adalah memasuki dunia sekolah. Hati-hati dengan memasukkan ananda sejak usia 3 tahun ke sebuah play grup. Kelihatannya ananda sangat senang bisa bersekolah, namun pada sekitar umur 10 tahun, ia bisa merasa bosan. Bila ini terjadi, diskusikan pada guru atau psikolog, agar kebosanan itu dapat diatasi.

Pada fase ini, ananda berusia 7 – 12 tahun, ayah bunda dapat memberikan les tambahan untuknya di sekolah musik, klub olahraga ataupun klub tari. Tak apa bila ia merasa bosan pada jenis musik tertentu, biarkan ia memilih les tambahan lain yang menarik minat dan bakatnya. Jangan paksakan ananda untuk tetap pada les tambahan yang tidak ia sukai, karena akan mempengaruhinya kelak dalam memilih bidang pekerjaannya.


MARI KITA CARI TAHU APA DEFINISI MINAT DAN BAKAT ITU ?


Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang. Bakat merupakan suatu kharakteristik unik individu yang membuatnya mampu melakukan suatu aktivitas dan tugas secara mudah dan sukses.


Minat merupakan kecenderungan atau ketertarikan seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu. Minat bisa merupakan dorongan dari naluri manusia namun bisa pula dorongan dari pikiran yang disertai perasaan kemudian menggerakkannya menjadi suatu ketertarikan pada suatu aktivitas.

Minat yang hanya muncul dari dorongan perasaan tanpa pemikiran mudah

berubah sesuai dengan perubahan perasaannya.





BAGAIMANA MENGENAL MINAT DAN BAKAT ?


  • Melalui pengalaman, ketika mencoba hal tertentu, ternyata mengalami banyak kemajuan.
  • Mengikuti tes minat dan bakat, yang sekarang tersedia beberapa test kemampuan atau kecerdasan.
  • Memadukan antara pengalaman dan test bakat, kadang hasilnya lebih meyakinkan.

                                                                                                                                                        

CARA MENGEMBANGKAN MINAT dan BAKAT


  • Perlu keberanian : berani gagal, berani berkorban (perasaan, waktu, tenaga, pikiran, dsb.), berani bertarung

  • Keberanian akan membuat kita melihat jalan keluar berhadapan dengan berbagai kendala.

  • Perlu didukung latihan : Bakat dan Minat perlu selalu diasah, latihan adalah kunci keberhasilan.

  • Perlu didukung lingkungan : lingkungan di sini termasuk manusia, fasilitas, biaya, turut berperan dalam usaha pengembangan Bakat dan Minat.

  • Perlu memahami hambatan dan mengatasinya, maksudnya di sini perlu mengidentifikasi dengan baik kendala-kendala yang ada, kemudian dicari jalan keluar untuk mengatasinya.

Bila ananda sudah menemukan bakat dan minatnya, akan lebih mudah bagi ayah bunda dalam menentukan pendidikan selanjutnya. Profesi apa yang tepat untuknya kelak. Bekerja dan mendapatkan penghasilan sesuai dengan bakat dan minat akan memberikan dorongan semangat yang maksimal, meningkatkan kepercayaan diri yang tinggi dan memberikan prestasi yang luar biasa baginya.


Fase selanjutnya adalah ketika ananda berusia 13-18 tahun. Ini adalah masa akil baligh, yang ditandai oleh ananda putri dengan menstruasi, sedangkan ananda putra setelah mimpi basah. Pada saat ini, ananda mulai sulit untuk diajak pergi bersama dengan ayah bunda. Mereka lebih memilih bercengkrama dengan teman-temannya. Dengan tekhnologi komunikasi  yang semakin canggih sekarang, sebaiknya ayah bunda mengawasi dengan cermat hubungan ananda dan temannya melalui gadget. Selami dan pahami pergaulan ananda, arahkan ia pada hal positif yang mendukung prestasi dan meningkatkan kepercayaan dirinya. 


Memasuki fase berikutnya di usia 19-55 tahun, dimana ananda memasuki usia dewasa dan memutuskan pendidikan apa yang ia pilih dan profesi apa yang tepat untuknya. Minat dan bakat yang dikembangkan sejak  kecil akan sangat mendukung prestasi dan kualitas hidupnya dalam bersosialisasi.

Hubungan yang kokoh dengan ayah bundanya menjadi dasar baginya untuk berkarya, mencipta dan berusaha dalam hidupnya. Komunikasi yang hangat, penuh kasih sayang, saling memahami dan percaya dan konsisten dalam keluarga, akan membentuk ananda menjadi pribadi yang mandiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...